PENDAHULUAN
Jika
kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.
Namun
juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan
oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam
bangunan tersebut.
Selain
itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi
bencana.
Setiap
rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh
seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan
Perlengkapan Bangunan).
Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :
- Instalasi Pemadam Kebakaran
Sistem yang bisa digunakan antara lain :
* Sistem Hydrant
* Sistem Sprinkler
* Sistem Fire Alarm - Instalasi Elevator & Eskalator
Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:
* Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan
* Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah
* Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat. - Instalasi Air Buangan
Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :
* Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan
* Sistem pengelolaan air kotor
* Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya. - Instalasi Listrik
Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :
* Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel
* Penempatan generator genset
* Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri. - Instalasi Plumbing
Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :
* Sistem pemipaan air bersih
* Sistem pemipaan air limbah
* Sistem pemipaan air hujan
* Sistem pemipaan air limbah. - Instalasi Air Codition dan Refrigeration
* Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja
* Faktor keamanan yang dipakai.
Dari sekian banyak instalasi gedung
bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan sedikit diulas tentang
instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.
ALAT
TRANSPORTASI VERTIKAL
Suatu
bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang
nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana
angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :
- Elevator (Lift).
- Eskalator
- Travelator / Moving walk
Mulai
dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga
manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak.
Pada
tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi
babak baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di
Dunia oleh Elisha Graves Otis.
ESCALATOR
Escalator adalah sebuah perangkat
transportasi conveyor untuk mengangkut orang dan juga barang, yang terdiri dari
step anak tangga yang bergerak ke atas atau ke bawah pada trek, yang menetapkan
setiap permukaan anak tangga pada posisi horisontal.
Sebuah Walkway bergerak, Sidewalk
bergerak, Walkalator, Travelator atau Moveator adalah Conveyor Belt yang
bergerak lambat yang mengangkut orang secara horisontal atau pada bidang
miring, cara yang sama berlaku juga pada sebuah escalator. Dalam kedua kasus,
pengendara dapat berjalan atau berdiri. Sidewalk sering diberikan secara berpasangan,
satu untuk setiap arah.
Sebagai sebuah daya gerak, tangga
yang bergerak terus-menerus dirancang untuk mengangkut penumpang naik dan turun
secara vertikal jarak pendek, escalator digunakan di seluruh dunia untuk lalu
lintas pejalan kaki yang bergerak dimana jika lift digunakan menjadi tidak
praktis. Tempat utama penggunaan escalator meliputi pusat perbelanjaan,
bandara, sistem transit, pusat perdagangan, hotel dan gedung-gedung publik.
Manfaat dari escalator terhitung
banyak, karena memiliki kapasitas untuk memindahkan sejumlah besar manusia dan
dapat ditempatkan dalam ruang fisik yang sama seperti akan tangga, tidak ada
interval waktu tunggu, kecuali jika lalu lintas yang sangat padat, dapat
digunakan untuk mengarahkan orang menuju pintu keluar utama atau pameran
khusus, dan memungkinkan ketahanan terhadap cuaca pada penggunaan mengarah ke
pintu keluar.
Escalator dan sepupunya moving
walkways yang didukung oleh motor arus bolak-balik kecepatan konstan dan
bergerak sekitar 0,3-0,6 m per detik (1-2 ft/s). Sudut kemiringan maksimum
escalator terhadap garis horizontal adalah 30 derajat dengan panjang standar
sekitar 18 m (60 ft).
Escalator modern memiliki anak
tangga (step) logam dalam simpul tertutup yang bergerak pada trek. Escalator
biasanya digunakan secara berpasangan dengan satu unit naik dan unit yang lain
turun, namun di beberapa tempat, khususnya toko-toko dan stasiun tidak ada
escalator turun, yang ada hanya escalator naik saja.
Escalator modern di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan memiliki sisi kaca yang memperlihatkan gerakannya dan meskipun kebanyakan escalator berbentuk lurus namun beberapa ada yang menggunakan versi melengkung.
Escalator modern di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan memiliki sisi kaca yang memperlihatkan gerakannya dan meskipun kebanyakan escalator berbentuk lurus namun beberapa ada yang menggunakan versi melengkung.
Sebagian besar escalator mempunyai
pegangan tangan (handrails) yang bergerak berkisar mengikuti gerakan tangga.
Arah gerakan keatas atau kebawah dapat ditetapkan secara permanen atau dapat
juga dikendalikan oleh personil sesuai dengan waktu atau secara otomatis dapat
dikendalikan oleh siapa saja yang datang pertama, apakah kearah bawah atau
kearah atas dan tentu saja sistem ini diprogram sehingga arah tidak terbalik
saat seseorang berada di escalator. Dua kasus terakhir, harus ada pendekatan
alternatif.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi
desain escalator, termasuk persyaratan fisik, lokasi, pola lalu lintas,
pertimbangan keselamatan dan pilihan estetika. Terutama,
faktor fisik seperti bentangan jarak vertikal dan horizontal harus
dipertimbangkan. Faktor-faktor ini akan menentukan ketinggian puncak escalator
dan panjang yang sebenarnya. Kemampuan membangun infrastruktur untuk mendukung
komponen yang berat juga merupakan keprihatinan fisik penting. Lokasi sangat
penting karena escalator harus terletak, dimana dapat dengan mudah dilihat oleh
publik. Di department store, pelanggan harus dapat melihat barang dagangan
dengan mudah. Selanjutnya, lalu lintas naik dan turun escalator harus terpisah
secara fisik dan tidak boleh mengarahkan ke ruang-ruang terbatas.
Pola lalu
lintas juga harus diantisipasi dalam desain escalator. Dalam beberapa bangunan
tujuannya adalah hanya untuk memindahkan orang dari satu lantai kelantai yang
lain, tetapi ditempat lain mungkin ada persyaratan yang lebih spesifik, seperti
menyalurkan pengunjung menuju pintu keluar utama atau pameran. Jumlah penumpang
juga penting karena escalator dirancang hanya untuk membawa muatan dalam jumlah
maksimum tertentu. Sebagai contoh, sebuah escalator tunggal bergerak sekitar
0,45 m per detik dapat memindahkan sekitar 170 orang per periode lima menit,
model yang lebih luas sekitar 0,6 meter per detik dapat menangani sebanyak 450
orang dalam periode waktu yang sama. Kapasitas angkut escalator harus sesuai
dengan lalu lintas puncak yang diminta. Hal
ini sangat penting pada aplikasi di mana terdapat peningkatan mendadak jumlah
penumpang.
Lebar step escalator standart
Ukuran Millimetre Inchi Kapasitas
Step Penggunaan Sangat Kecil 400 mm 16 in Satu penumpang dgn kaki sejajar
Desain lama, sudah jarang digunakan saat ini
Kecil 600 mm 24 in Satu penumpang Tempat bervolume rendah, bagian teratas department store atau ruangan terbatas
Kecil 600 mm 24 in Satu penumpang Tempat bervolume rendah, bagian teratas department store atau ruangan terbatas
Sedang 800 mm 32 in Satu penumpang
dengan satu paket bawaan atau koper Pusat perbelanjaan, department store,
bandara kecil
Besar 1000 mm 40 in Dua penumpang
dengan orang lain dapat melewatinya Arus utama sistem bawah tanah, bandara
besar, stasiun kereta api, beberapa bangunan toko pelayanan eceran
Pada
tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator Co.,
yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan
menggabungkan kata scala, yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah
(step), dengan elevator). Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan
eskalator pertama step type eskalator untuk umum, dan eskalator itu dipasang di
Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah pertama. Mr. Seeberger pada
akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910.
Eskalator
lurus dan melengkung
Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric
Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya
lebih cenderung melengkung/curve daripada melingkar/spiral) dan
secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di
Osaka, Jepang pada tahun 1985.
CARA KERJA
ESKALATOR
1.
Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau
dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb
plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak.
Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara
celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah
permukaan cleat.
2.
Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani
ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah
kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan
bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat
dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau
baja.
Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung
3. Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam
landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak
tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian
muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda
trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi
dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari
bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam
landasan penopang.
Sistem
pergerakan Eskalator
Anak
tangga (individual steps) dari Eskalator
Animasi
gerak eskalator
Lintasan pembalikan di pendaratan
atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian
menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk
memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak tangga
diputar kembali.
Pemasangan
Escalator :
1.
Transportasi ke void escalator.
Yaitu pengangkatan unit untuk di
letakkan ditempat yang paling dekat dengan lobang dengan menggunakan Hand
Pallet dan Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.
2.
Joint Frame dan Rail
Pekerjaan penyambungan potongan
frame dan rail escalator menjadi satu sebelum diletakkan di pit
escalator.peralatan yang harus disediakan yaitu joice, hand pallet, kunci –
kunci, peralatan pengelasan
.
3.
Wiring dan Koneksi Kabel
Koneksi safety device dan panel escalator serta pemasangan
kabel – kabel
4.
Erection Frame
Peletakkan Unit Escalator ke dalam void / pit escalator
dengan menggunakan Chain block yang diletakkan di hook yang disediakan oleh
gedung
5.
Plumb / Centering
Proses pengukuran level escalator terhadap finishing floor
untuk dipakai sebagai ukuran pemasangan bracket.
6.
Pemasangan Bracket
Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca escalator
serta outside deck
7.
Pemasangan Out Side
Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca
escalator
8.
Pemasangan Kaca
Pemasangan Kaca escalator dengan posisi menumpang pada
bracket.
9.
Pemasangan Handrail
Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di
escalator.
10. Pemasangan Inside Deck dan Skirt
Guard
Pemasangan Cover Frame yang dipasang
pada sisi dalam kaca escalator dan pemasangan dinding pembatas step sisi kanan
kiri bagian dalam escalator
11.
Testing
Pelaksanaan pengetesan escalator dengan secara bertahap
dengan langkah pertama escalator dijalankan manual, maintenant,baru sesudahnya
dapat dijalankan secara normal.
12.
Pemasangan Step
Adalah pemasangan seluruh step ( pijakan kaki penumpang
escalator ) sebelum pelaksanaan running test.
13.
Commissioning
Proses running test escalator.
LIFT/ ELEVATOR
Lift adalah
angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya
lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya
mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka,
Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist
atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu
hoist dorong dan hoist tarik.
Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk
mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat
dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan
orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai 4
lantai.
Sejarah
Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853,
Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift
yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip
dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.
1.
23
Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
2.
1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von
Siemens.
3.
2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di
gedung Taipei 101 di Taipei, Taiwan. Kecepatannya
adalah 1.010 meter per menit atau 60,6 km per jam.
Elevator penumpang pertama
dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada
tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan
oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.
Pada tahun 1873 lebih dari
2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan
department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah
elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar
Langit.
Pada tahun 1889 Otis
mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat
sukses.
Pada tahun 1903, Otis
memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung” industri elevator,
yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman
struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State
building dan World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan
CN Tower di Toronto.
Selama bertahun-tahun ini,
beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis
adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis
dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi
komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian
elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi
elevator dan mutu berkendara dalam elevator.
Cara Kerja Elevator/Lift
Pada sistem geared atau
gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian
menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa
steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight).
Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli
katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan
bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight
bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.
1.
Mesin
Lift “Gearless”
Mesin untuk menggerakkan
elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur
kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta
ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang
mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan
kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.
2.
Jalur
Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya
Mesin geared memiliki
motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros
motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi
poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki
motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros
motor.
3.
Sistem
pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless
Pada sistem hidrolik
(terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta
menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak
naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa
ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun
saat oli kembali ke tangki oli.Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung
(piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui
rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh
pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih
tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).
Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta
diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap
sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.
4.
Prototype
of Double Front Side Elevator
Lift atau Elevator
merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar
mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol.
Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya,
khususnya elevator double front side (lift/elevator dengan pintu di dua
muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double
front side elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift/elevator dengan pintu
di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang
menuntut penggunaan elevator double front side ini.
Besarnya penggunaan Lift/elevator
jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut
efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan di mana elevator itu
sendiri berada atau tujuan dari penggunaan eelevator itu sendiri. Seperti
halnya penggunaan lift/elevator jenis ini di rumah sakit, yang semata demi
kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju
fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu
hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang
sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya.Jenis lift.
Berdasarkan hoist mekanisme angkatnya lift dapat dibagi
atas:
·
Traction Elevators
·
Hydraulic Elevator
·
Climbing Elevator
·
Paternoster
Lift dapat dibagi menurut fungsinya :
·
Lift
penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
·
Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk
menngangkut barang
·
Lift uang/ makanan (dumb waiters)
·
Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus
sbg lift barang)
DESKRIPSI ALAT
Prototype
of double front side Elevator merupakan simulasi salah satu jenis dari alat angkutan
vertical (Elevator) yang sudah dimodifikasi. Alat angkutan yang diguan untuk
mengangkut orang pada suatu gedung bertingkat. Alat ini memiliki 2 pintu pada
sisi yang satu begitu juga pada sisi sebaliknya.
Gambar
1 Prototype of double front side
Elevator
Sensor yang digunakan menggunakan limit switch pada tiap lantainya. Pada
sensor pintu juga menggunakan limit switch pada posisi minimal (menutup) dan
posisi maksimal (membuka). Untuk sensor beban juga menggunakan 2 buah sensor
limit switch. Pada penggerak Lift menggunakan Motor DC 12-24V 5A dengan Roda
gigi didalamnya sedangkan untuk penggerak pada pintu kami juga menggunakan 2
buah Motor DC 12V. Control utama Prototype ini
menggunakan PLC CPM1A 30 I/O dengan 20
I/O tambahan.
Ø Sistematik Cara Kerja Rangkaian
Car-lift akan bergerak naik atau turun apabila tombol Car-Call
yaitu tombol yang terdapat pada panel di dalam car ditekan, atau Hall-Call
yaitu tombol panggil car-lift yang terdapat di setiap lantai ditekan. PLC
akan mengeksekusi perintah pemanggilan car-lift setelah mendapatkan sinyal dari
tombol tersebut. Eksekusi ini berupa pergerakan motor utama untuk menarik
car-lift naik-atau turun (motor utama akan berputar dengan arah putar searah
jarum jam atau sebaliknya) dengan memperhatikan prioritas penyelesaian sekuensialnya. Di mana contohnya
ketika lift sedang bergerak naik ke lantai 3 setelah melewati lantai 2, car-lift
tidak akan bergerak turun, namun akan menuju lantai 3 untuk menyelesaikan
sekuensialnya dan kemudian baru akan kembali ke lantai 2. Dengan adanya dua
sisi muka pintu, maka aktifnya pintu mana yang akan membuka ditentukan oleh di
sisi mana tombol ditekan di tiap lantai. Adapun kekhususan dari program PLC
untuk aplikasi elevator ini adalah:
1. Adanya
lampu indicator kondisi Car-Lift saat bergerak ada di posisi lantai
berapa
2. Adanya
sensor Infra Red untuk mendeteksi adanya objek yang menghalangi untuk
pintu menutup dengan menggunakan laser.
3. Adanya
sensor berat untuk mendeteksi kelebihan beban yang diangkut, sehingga jika
sensor ini aktif, maka elevator tidak akan bisa beroperasi sebelum beban
dikurangi, sensor berat menggunakan 2 buah limit switch.
4. Adanya
limit switch pintu membuka minimal dan maksimal pada berfungsi untuk mendeteksi
pintu dalam keadaan tertutup atau terbuka.
5. Adanya
tombol Emergency Stop untuk kondisi bahaya dan mematikan system secara
keseluruhan.
6. Adanya
Car Gong yang berfungsi sebagai indicator kepada penumpang bahwa lift
sudah sampai di lantai yang dituju.
7. Adanya
Lampu Car yang berfungsi sebagi penerangan di dalam lift.
Bagian-bagian
Elevator
Keterangan:
1.Rangka
2.Ruangpenumpang(Car-Llift)
3.BoxController
4.MotorUtama
5.CarCall
6.HallCall
7.Pulley
8.CounterWeight
9. Rail
10. Penggulung
11. Gear Penggulung
Gambar 2. Bagian- bagian elevator
Sistem Instalasi Elevator (Lift)
1.
Elevator
Sistem Motor Traksi
Desain Elevator ini menggunakan motor listrik, tali, dan
counterweight bukan peralatan hidrolik. Rel panduan utama sudah terpasang pada
setiap sisi kotak penumpang (box) dan sepasang tambahan rel penyeimbang
terletak pada satu sisi atau di belakang. Mesin diarahkan, bersama dengan
peralatan drive terkait, umumnya terletak di atas hoistway di ruang mesin
penthouse. Dalam beberapa situasi terbatas, dapat terletak di sebelah hoistway
pada pendaratan lebih rendah. Pengaturan yang terakhir ini disebut sebagai traksi
basement.
Motor
digerakan oleh listrik AC atau DC.
Mesin roda gigi cacing untuk mengontrol gerakan mekanik
kabin lift dengan “rolling” baja hoist tali melalui puli katrol penggerak yang
melekat ke gearbox digerakkan oleh motor kecepatan tinggi. Mesin ini umumnya
pilihan terbaik untuk bangunan tinggi yang menyediakan ruang bawah tanah
dan penggunaan traksi overhead untuk kecepatan hingga 500 ft / menit (2,5 m /
s)memungkinkan kontrol kecepatan yang akurat dari motor, untuk kenyamanan
penumpang, sebuah kerekan DC motor didukung oleh AC / DC motor-generator (MG)
adalah seperangkat solusi yang diinginkan dalam lalu lintas tinggi instalasi
lift selama beberapa dekade . MG set juga biasanya didukung pengontrol relay
dari lift, yang memiliki keuntungan tambahan elektrik mengisolasi lift dari
seluruh sistem listrik sebuah bangunan, sehingga menghilangkan lonjakan daya
sementara dalam pasokan listrik bangunan yang disebabkan oleh motor start
dan stop (menyebabkan redup pencahayaan setiap kali lift digunakan
misalnya), serta gangguan pada peralatan listrik lain yang disebabkan oleh
lengkung dari kontaktor relay di sistem kontrol.
Mesin
traksi gearless
Mesin traksi dengan roda non gigi, putaran torsi motor
listrik didukung baik oleh AC atau DC. Dalam hal ini, puli katrol penggerak
langsung melekat ke ujung motor. Lift traksi gearless dapat mencapai kecepatan
hingga 2.000 ft / menit (10 m / s), atau bahkan lebih tinggi. Rem listrik
terpasang antara motor dan drive sheave (atau gearbox) untuk menahan lift diam
di lantai. Rem ini biasanya tipe Drum eksternal dan digerakkan oleh gaya pegas
dan ditahan terbuka elektrik, listrik mati akan menyebabkan rem untuk bekerja
dan mencegah lift jatuh (lihat keselamatan melekat dan teknik keamanan).
DC
Motors yg digunakan pada Elevator
- M-G Set (motor/generator)
Sebuah motor-generator (MG set atau dynamotor untuk
dinamo-motor) adalah perangkat untuk mengkonversi daya listrik ke bentuk lain. Motor-generator set yang digunakan
untuk mengkonversi frekuensi, tegangan, atau fase.
Satu set motor generator yang dapat
terdiri dari 2 motor yang berbeda yg digabungkan bersama-sama, satu unit motor-generator
memiliki dua kumparan rotor dari motor dan pembangkit sekitar rotor tunggal,
dan kedua kumparan berbagi bidang yang sama atau magnet.
- The Silicon-Controlled
Rectifier (SCR) –DC
Kecepatan motor DC dapat dikendalikan dengan menggunakan SCR
di AC sirkuit seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. A dan B SCR
penyearah, tegangan o / p transformator T1 dan mengaplikasikan tegangan DC
berdenyut ke gulungan dinamo dan penyearah “C” memasok tegangan mirip dengan
motor berliku lapangan. O / p dari SCR penyearah dapat dikendalikan dengan
mengendalikan arus masuk ke gerbang SCR. Jadi, cara SCR ini dapat
beroperasi pada berbagai tingkat konduksi dengan menerapkan tegangan
bervariasi ke dinamo motor, cara ini dapat megendalikan kecepatan motor DC.
Jika perilaku SCR untuk jangka waktu yang lama tegangan lebih diterapkan ke
gulungan dinamo dan kecepatan meningkat motor. Untuk kasus berikutnya tindakan,
operasi akan menjadi sebaliknya dengan yg dpt tembus.
- PWM-DC
Metode Pulse Width Modulation (PWM) adalah metode yang cukup
efektif untuk mengendalikan kecepatan motor DC. PWM ini bekerja dengan cara
membuat gelombang persegi yang memiliki perbandingan pulsa high terhadap pulsa
low yang telah tertentu, biasanya diskalakan dari 0 hingga 100%. Gelombang
persegi ini memiliki frekuensi tetap (biasanya max 10 KHz) namun lebar pulsa
high dan low dalam 1 periode yang akan diatur. Perbandingan pulsa high terhadap
low ini akan menentukan jumlah daya yang diberikan ke motor DC. Untuk
menjalankan motor DC dengan PWN tidak dapat digunakan relay, melainkan harus
digunakan rangkaian driver motor DC lainnya. Rangkaian ini yang paling
sederhana berupa transistor yang disusun secara Darlington. Apabila diinginkan
motor DC dapat bergerak 2 arah, maka diperlukan menyusun rangkaian H-Bridge.
Selain transistor, dapat juga digunakan IC driver motor DC khusus. Anda dapat
juga menggunakan modul driver motor DC yang siap pakai untuk mikrokontroler.
AC
Motors
- Variable Voltage
- V V V F Inv. (V/Hz) Open/Closed
Loop
- Vector Control Inv.
Open/Closed Loop
- Synchronous PM Inv. Closed Loop
- Regen or Non-Regen
Kontrol
Elevator
Lift pada awalnya tidak memiliki posisi pendaratan otomatis.
Lift dioperasikan oleh operator lift menggunakan kontroler motor. Kontroler ini
terkandung dalam wadah silinder tentang ukuran dan bentuk wadah kue dan ini
dioperasikan melalui pegangan memproyeksikan. Hal ini memungkinkan kontrol atas
energi yang dipasok ke motor (terletak di bagian atas poros lift atau di
samping bagian bawah poros lift) dan sebagainya memungkinkan lift yang akan
akurat diposisikan – jika operator itu cukup terampil. Lebih biasanya operator
harus “jogging” kontrol untuk mendapatkan lift yang cukup dekat dengan titik
pendaratan dan kemudian mengarahkan penumpang keluar dan masuk untuk “melihat
langkah”. Beberapa lift barang tua dikendalikan oleh switch dioperasikan dengan
menarik tali yang berdekatan. Keselamatan Interlocks memastikan bahwa pintu
dalam dan luar ditutup sebelum lift diperbolehkan untuk bergerak. Sebagian
besar lift yang dikendalikan secara manual yang lebih tua telah dipasang dengan
kontrol otomatis atau semi-otomatis.
Lift otomatis mulai muncul pada awal 1930-an . Sistem
elektromekanis ini menggunakan sirkuit logika relay untuk mengontrol
kecepatan, posisi dan operasi pintu elevator atau kabin dari lift. Sistem Otis
Autotronik dari awal 1950-an membawa sistem prediksi awal yang dapat
mengantisipasi pola lalu lintas dalam bangunan untuk menyebarkan gerakan lift
dengan cara yang paling efisien. Relay yang dikendalikan sistem lift tetap umum
sampai tahun 1980-an, dan penggantian bertahap sistem ini dengan solid-state
kontrol berbasis mikroprosesor yang sekarang menjadi standar
industri lift.
HARDWIRED
CIRCUITS
Pada perancangan perangkat keras lift terdapat banyak
komponen elektronika untuk dapat membangun sebuah sistem lift. Komponen
– komponen yang dibutuhkan dalam membangun sistem lift ini dibutuhkan
beberapa jenis sensor dan komponen – komponen elektronika lainnya. Berikut komponen yang digunakan pada
sistem lift serta rangkaian elektronika untuk mengkontrol perangkat keras
antara lain :
- Kontrol Tombol
- Kontrol Driver Motor DC dan
Motor DC Gear
- Kontrol Penstabil Tegangan (Regulator)
- Power On Reset
- Kontrol Alarm
- Sensor Limit Switch
BRAKE
CONTROL
Lift menggabungkan beberapa fitur keamanan untuk mencegah
kabin menabrak bagian bawah shaft. Pengaman diinstal pada kabin bisa
mencegah jenis kecelakaan yg terjadi ketika rem motor gagal atau tali kawat
cangkang tiba2 putus Namun, desain yang melekat pada pengaman kabin dibuat
untuk tidak berlaku ke arah atas.
Dalam arah ke atas, rem motor diperlukan untuk menghentikan
kabin ketika kondisi darurat terjadi. Dalam operasi normal, rem motor hanya berfungsi
sebagai rem parkir untuk menahan kabin saat berhenti. Namun, ketika kondisi
darurat terdeteksi, desain kontrol lift sistem moderen hanya mengandalkan rem
motor untuk menghentikan kabin.
Electrical
Braking (Rem pada Motor Electric)
- DC injection braking.
- Plugging.
- Eddy current braking.
- Dynamic resistor braking.
- Regenerative braking.
GOVERNOR
ROPE MONITOR
Tali governor pada lift disediakan dengan rem tambahan
yang merupakan rem fail safe dan yang beroperasi untuk menghentikan gerakan
tali governor ketika mobil lift bergerak dari pendaratan dengan pintu terbuka.
Rem ini mencakup dua rahang gripper tali di ruang mesin di bawah sheave
governor, yang rahang diadakan jauh dari tali governor oleh solenoid selama
listrik tersedia untuk memberi energi solenoida. Bila catu daya ke solenoida
terganggu, rahang yang dirilis jatuh oleh gravitasi terhadap satu sama lain
untuk pegangan tali governor. Rem mobil darurat dengan demikian tersandung dan
pergerakan mobil berhenti. Rem juga dapat
diberikan untuk mengendalikan tali penyeimbang governor.
BACK
OUT OF OVER TRAVEL SWITCH
Overtravel (posisi di luar jarak pengoperasian) aktif
aktuasi kadang-kadang terjadi pada lift tambang. Banyak faktor dapat
menyebabkan hal ini terjadi seperti perubahan suhu, overloading dari alat
angkut, peregangan tali, atau berhenti darurat. Limit switches, peralatan ini
dipasang pada lantai paling bawah dan paling atas. Peralatan ini untuk mencegah
terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat lift turun.
CABIN
AND COUNTERWEIGHT BUFFER SWITCHES (Penyanggah Ruang Kabin)
gbr.penyanggah
ruang kabin
DOOR
SAFETY SWITCH
Peralatan
ini dipasang terintegrasi dengan door lock device, peralatan ini bekerja secara
electrical, apabila pintu dibuka maka lift tidak akan dapat difungsikan untuk
jalan.
Metode
Penentuan Kebutuhan Lift
Penentuan jumlah car (lift) untuk
memastikan bahwa kapasitas transportasi dan waktu tunggu terjaga masih dalam service level yang
dipersyaratkan pada saat jam sibuk dimana terjadi konsentrasi penumpang pada
jam-jam sibuk.
Berikut guide line untuk penentuan
jumlah elevator :
1. FAKTOR BEBAN
PUNCAK LIFT (PEAK LOAD FACTOR)
Beban puncak lift tergantung :
- jenis gedung
- lokasi gedung
di Indonesia,
kantor : 4% dari jumlah penghuni gedung
flat : 3% dari jumlah penghuni gedung
RS : 5% dari jumlah penghuni gedung
Taksiran kepadatan pengguna gedung per m2
perkantoran : 4 m2/orang
flat : 3 m2 /orang
hotel : 5 m2/orang
2. WAKTU
PERJALANAN BOLAK-BALIK LIFT (ROUND TRIP TIME)
Waktu
yang diperlukan lift berjalan bolak-balik dari lantai terbawah hingga teratas
(dalam zone), termasuk waktu berhenti, pemumpang keluar masuk lift dan pintu
membuka dan menutup di setiap lantai tingkat, dengan kapasitas “m“ orang,
dirinci sebagai berikut :
1. Penumpang masuk lift di lt dasar = 1.5*m detik/orang
2. Pintu lift menutup di lantai dasar = 2 detik
3. Pintu lift membuka dan menutup di setiap lantai = (n-1)*2 detik
4. Penumpang keluar per lantai = {(n-1)*m}/{(n-1)*1.5} detik
= 1.5*m detik
5. Perjalanan bolak balik lift (dasar ke atas) = (2(n-1)*h)/s detik
6. Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
dengan,
h = tinggi lantai ke lantai (m)
m = kapasitas lift (orang)
n = jumlah lantai/zone (buah)
s = kecepatan lift (m/s)
Jumlah = T = ((2h+4s)(n-1)+s(3m+4))/s detik
3. KAPASITAS ELEVATOR (LIFT)
·
Daya muat atau kapasitas , tergantung pabrikan.
·
Lazimnya : 5 s.d 20 orang
·
Untuk kebutuhan khusus : 50 orang (double deck)
Penentuan
kapasitas Lift harus direncanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu puncak
dimana terjadi konsentrasi penumpang tertinggi.
Disarankan,
a. Untuk gedung kecil ~ menengah,
kapasitas passanger ≥ 15 penumpang load kapacity of 1000 kg)
b. Untuk gedung tinggi/hotel, kapasitas
passanger passanger ≥ 24 penumpang (load kapacity of 1600 kg)
c. Pintu lift sebaiknya didesain terbuka
dari tengah dan ukuran lebar ruang masuk disarankan selebar mungkin dengan
tetap mempertimbangkan ukuran dimensi kedalaman ruang elevator.
4. KECEPATAN
ELEVATOR (LIFT)
Waktu
yang dibutuhkan untuk bergerak dari lantai paling atas ke lantai paling bawah
tidak lebih dari 30 detik.
·
kecepatan dipilih tergantung tinggi gedung
·
makin
tinggi gedung, makin cepat lift
·
kecepatan mempengaruhi :
o waktu
bolak-balik lift
o waktu
menunggu lift
·
sebagai batas kecepatan diambil gerak jatuh bebas oleh
gaya tarik bumi ( 10 mtr/dt)
·
kecepatan rendah lift = 1 mt /detik
·
kecepatan tinggi lift = mendekati 10 mtr/detik
Hubungan antara
kecepatan elevator dan jumlah lantai adalah sebagai berikut :
5. JUMLAH ELEVATOR (LIFT)
Pada gedung tinggi, dibagi perzona vertikal
§ Pembagian
dalam zona untuk menghemat lift
§ tinggi 1
zona = +/- 20 lantai
N = (2*n*T(A2-M3))/(3*m*(n*T+40000)) buah lift
|
§ dihitung seteliti mungkin,
Untuk Zone lebih dari 1, dapat dihitung dengan persaman sebagai berikut :
N = (2*n*T(A2-M3))/(3*m*(n*T+40000)) buah lift
Zone 2 (Lt dasar s.d Lantai “x”) :
N2 = (2*a*n2*T2*P)/(600*a”*m+3*m*n2*T2*P)
N1 = (2*n1*T1*P(a-6*m))/(3*m(200*a”+ n1*T1*P)
6. WAKTU MENUNGGU LIFT
Kesabaran orang menunggu tergantung kota, negara (kota besar kurang
sabar)
§ waktu
tunggu, – 30 detik (perkantoran)
- 60
detik ()
§
waktu menunggu = (waktu bolak-balik/jumlah lift)
W = T/N detik
7. TENAGA/ENERGI
LISTRIK (UNTUK LIFT)
Energi yang dibutuhkan lift dengan,
§ kapasitas
= m orang
§ kecepatan
= s mtr/detik
adalah sama dengan energi potensial lfit berikut muatannya.
·
untuk menghemat listrik, tinggi gedung dibatasi
·
tenaga listrik yang dibutuhkan hanya untuk mengerek
muatan lift saja
·
lift dalam keadaan kosong dapat dibuat seimbang oleh
bandul (counterweight) lift
·
jika 1 orang = 75
kg, dengan kapasitas (m) orang, maka energi potensial setinggi “h” meter
(tinggi lantai ke lantai) = 75*m*h kgm
Ini ditempuh dalam h/s
detik.
Daya = (kerja/waktu) =
(75*m*h)/(h/s)
= 75*m*s kgm/det
= m*s HP
1 HP = 0.746 kWatt
Daya (E) = (0.746)*m*s kWatt
8. PENENTUAN
SERVICE FLOOR
Tujuan
dilakukan pembagian zone untuk masing-masing lift/group lift ditujukan untuk
menurunkan waktu transportasi, meningkatkan rental
rates dsb.
Pembagian zone mengacu pada pembaain elevator service terhadap
jumlah zone, dan instalasi elevator
group ditujukan untuk masing-masing zone.
Disarankan,
sebaiknya ditentukan area service 10 ~ 15 lantai untuk masing-masing zone.
Rules of Tumb
1. Untuk bangunan tinggi, 1 orang = 11,65
m2 Lantai
2. Jumlah penghuni/pemakai gedung :
a. 225 s.d 250 orang = 1 elevator
b. tinggi
bangunan kurang dari 20 lantai
3. typical floor lebih dari 930 m2
4. 1 (satu) elevator service untuk +/-
27800 m2 Lantai
5. Ratio elevator service dengan elevator
penumpang pada Hotel
0.5
: 1 atau 0.6 : 1
TAHAPAN
PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT
1.
Pemasangan Steger Bambu.
Adalah pemasangan perancang bambu guna pemasangan komponen
lift yang akan dipasang di area hoistway lift dan dapat dilaksanakan setelah
seluruh hoistway lift selesai dikerjakan.
2.
Plumb / Centering
Adalah pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu
seluruh lantai dan maju mundurnya posisi lift serta titik as seluruh pemasangan
komponen lift yang akan dipasang didalam hoistway lift.
3.
Pemasangan Bracket Main dan CWT
rail.
Adalah pemasangan bracket pengikat / kedudukan rel yang
terdiri dari dua bagian pekerjaan :
·
Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring
balok dibuat dari bahan beton).
·
Pengelasan bracket dudukan rel terhadap bracket yang
telah dipasang pada ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila ring
balok terbuat dari baja maka langsung dilas ke ring balok baja tersebut.
4. Pemasangan Main dan CW rail.
Adalah Penyusunan rel peluncur car
lift dan beban (CounterWeight) mulai dari bawah yang kemudian dilakukan
pengecekan untuk mencari ketegakan rel tersebut satu persatu dengan acuan kawat
plumb yang telah disiapkan.
5.
Periksa QC
Pengechekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai
pemasangan Rail dengan menggunakan form - form dari kantor pusat.
6. Pengangkatan Mesin, Panel Kontrol
Lift
Adalah Pemindahan mesin lift dari
lantai penempatan sementara ke ruang mesin lift dengan menggunakan alat
pengangkat chain block melalui lubang hoistway lift. Bisa juga diangkat dengan menggunakan bantuan alat Tower
Crane.
7.
Pemasangan Sill, Jamb dan Header.
Adalah pemasangan komponen lift
didaerah pintu lift. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah as pintu lift
ditentukan dan garis pinjam finishing lantai (elevasi) tersedia didaerah
sekitar pintu lift.
8.
Setting Mesin
Adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang
mesin dengan melakukan pengelotan as pulley mesin terhadap as car lift dan as
counter weight.
9.
Assembling Sangkar.
Adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan
dilantai dasar.
10. Roping
Adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang
menghubungkan antara car dan couhter weight.
11. Pemasangan Door dan Setting
Adalah Pemasangan pintu (Hall Door) pada setiap lantai dan
dilaksanakan mulai dari lantai atas. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah
penutupan celah didaerah sekitar pintu (sill, jamb & pocket) lift selesai
dikerjakan.
12. Wirring dan Koneksi Kabel
Adalah Pelaksanaan penyambungan kabel-kabel lift yang akan
dipasang didaerah hoistway lift, car lift dan ruang mesin dan penurunan kabel
kabel tail core serta pembuatan jalur kabel / tray diruang mesin untuk koneksi
dari panel ke mesin.
13. Slow Speed Test
`Adalah Pelaksanaan Pengetesan untuk menjalankan lift secara
manual dan diteruskan dengan setting mekanik yang diperlukan (terutama daerah
pintu) dengan melakukan terlebih dahulu pembongkaran steger bambu.
14. High Speed Test
Adalah Pelaksanaan Pengetesan fungsi seluruh sistem
operasional lift secara otomatis.
15. Reksa Uji
Proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh pihak
depnaker sebelum lift dioperasikan.
16. ST 1
Proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat
bahwa unit telah terpasang dengan baik
17. Free Maintenance
Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam
kontrak yang telah disepakati bersama.
DAFTAR PUSTAKA
https://erdon.wordpress.com/2012/03/30/pengenalan-sistem-instalasi-elevator-lift/
https://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-bertingkat/
http://arsitek00.blogspot.com/2012/01/metode-pemasangan-lift-escalator.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar