Sabtu, 14 Februari 2015

PERLENGKAPAN INSTALASI MEKANIS PENGANTAR TEKNOLOGI BAHAN

PENDAHULUAN
Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.
Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.
Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana.
Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan).
Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :
  1. Instalasi Pemadam Kebakaran
    Sistem yang bisa digunakan antara lain :
    * Sistem Hydrant
    * Sistem Sprinkler
    * Sistem Fire Alarm
  2. Instalasi Elevator & Eskalator
    Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:
    * Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan
    * Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah
    * Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.
  3. Instalasi Air Buangan
    Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :
    * Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan
    * Sistem pengelolaan air kotor
    * Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.
  4. Instalasi Listrik
    Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :
    * Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel
    * Penempatan generator genset
    * Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.
  5. Instalasi Plumbing
    Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :
    * Sistem pemipaan air bersih
    * Sistem pemipaan air limbah
    * Sistem pemipaan air hujan
    * Sistem pemipaan air limbah.
  6. Instalasi Air Codition dan Refrigeration
    * Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja
    * Faktor keamanan yang dipakai.
Dari sekian banyak instalasi gedung bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan sedikit diulas tentang instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.
ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL
Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :
  • Elevator (Lift).
  • Eskalator
  • Travelator / Moving walk
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak.

Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh Elisha Graves Otis.

ESCALATOR
Escalator adalah sebuah perangkat transportasi conveyor untuk mengangkut orang dan juga barang, yang terdiri dari step anak tangga yang bergerak ke atas atau ke bawah pada trek, yang menetapkan setiap permukaan anak tangga pada posisi horisontal.
Sebuah Walkway bergerak, Sidewalk bergerak, Walkalator, Travelator atau Moveator adalah Conveyor Belt yang bergerak lambat yang mengangkut orang secara horisontal atau pada bidang miring, cara yang sama berlaku juga pada sebuah escalator. Dalam kedua kasus, pengendara dapat berjalan atau berdiri. Sidewalk sering diberikan secara berpasangan, satu untuk setiap arah.
Sebagai sebuah daya gerak, tangga yang bergerak terus-menerus dirancang untuk mengangkut penumpang naik dan turun secara vertikal jarak pendek, escalator digunakan di seluruh dunia untuk lalu lintas pejalan kaki yang bergerak dimana jika lift digunakan menjadi tidak praktis. Tempat utama penggunaan escalator meliputi pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat perdagangan, hotel dan gedung-gedung publik.
Manfaat dari escalator terhitung banyak, karena memiliki kapasitas untuk memindahkan sejumlah besar manusia dan dapat ditempatkan dalam ruang fisik yang sama seperti akan tangga, tidak ada interval waktu tunggu, kecuali jika lalu lintas yang sangat padat, dapat digunakan untuk mengarahkan orang menuju pintu keluar utama atau pameran khusus, dan memungkinkan ketahanan terhadap cuaca pada penggunaan mengarah ke pintu keluar.
Escalator dan sepupunya moving walkways yang didukung oleh motor arus bolak-balik kecepatan konstan dan bergerak sekitar 0,3-0,6 m per detik (1-2 ft/s). Sudut kemiringan maksimum escalator terhadap garis horizontal adalah 30 derajat dengan panjang standar sekitar 18 m (60 ft).
Escalator modern memiliki anak tangga (step) logam dalam simpul tertutup yang bergerak pada trek. Escalator biasanya digunakan secara berpasangan dengan satu unit naik dan unit yang lain turun, namun di beberapa tempat, khususnya toko-toko dan stasiun tidak ada escalator turun, yang ada hanya escalator naik saja.
Escalator modern di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan memiliki sisi kaca yang memperlihatkan gerakannya dan meskipun kebanyakan escalator berbentuk lurus namun beberapa ada yang menggunakan versi melengkung.
Sebagian besar escalator mempunyai pegangan tangan (handrails) yang bergerak berkisar mengikuti gerakan tangga. Arah gerakan keatas atau kebawah dapat ditetapkan secara permanen atau dapat juga dikendalikan oleh personil sesuai dengan waktu atau secara otomatis dapat dikendalikan oleh siapa saja yang datang pertama, apakah kearah bawah atau kearah atas dan tentu saja sistem ini diprogram sehingga arah tidak terbalik saat seseorang berada di escalator. Dua kasus terakhir, harus ada pendekatan alternatif.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi desain escalator, termasuk persyaratan fisik, lokasi, pola lalu lintas, pertimbangan keselamatan dan pilihan estetika. Terutama, faktor fisik seperti bentangan jarak vertikal dan horizontal harus dipertimbangkan. Faktor-faktor ini akan menentukan ketinggian puncak escalator dan panjang yang sebenarnya. Kemampuan membangun infrastruktur untuk mendukung komponen yang berat juga merupakan keprihatinan fisik penting. Lokasi sangat penting karena escalator harus terletak, dimana dapat dengan mudah dilihat oleh publik. Di department store, pelanggan harus dapat melihat barang dagangan dengan mudah. Selanjutnya, lalu lintas naik dan turun escalator harus terpisah secara fisik dan tidak boleh mengarahkan ke ruang-ruang terbatas.
Pola lalu lintas juga harus diantisipasi dalam desain escalator. Dalam beberapa bangunan tujuannya adalah hanya untuk memindahkan orang dari satu lantai kelantai yang lain, tetapi ditempat lain mungkin ada persyaratan yang lebih spesifik, seperti menyalurkan pengunjung menuju pintu keluar utama atau pameran. Jumlah penumpang juga penting karena escalator dirancang hanya untuk membawa muatan dalam jumlah maksimum tertentu. Sebagai contoh, sebuah escalator tunggal bergerak sekitar 0,45 m per detik dapat memindahkan sekitar 170 orang per periode lima menit, model yang lebih luas sekitar 0,6 meter per detik dapat menangani sebanyak 450 orang dalam periode waktu yang sama. Kapasitas angkut escalator harus sesuai dengan lalu lintas puncak yang diminta. Hal ini sangat penting pada aplikasi di mana terdapat peningkatan mendadak jumlah penumpang.
Lebar step escalator standart
Ukuran Millimetre Inchi Kapasitas Step Penggunaan Sangat Kecil 400 mm 16 in Satu penumpang dgn kaki sejajar Desain lama, sudah jarang digunakan saat ini
Kecil 600 mm 24 in Satu penumpang Tempat bervolume rendah, bagian teratas department store atau ruangan terbatas
Sedang 800 mm 32 in Satu penumpang dengan satu paket bawaan atau koper Pusat perbelanjaan, department store, bandara kecil
Besar 1000 mm 40 in Dua penumpang dengan orang lain dapat melewatinya Arus utama sistem bawah tanah, bandara besar, stasiun kereta api, beberapa bangunan toko pelayanan eceran
Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator Co., yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata scala, yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator). Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator pertama step type eskalator untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910.
https://f4iqun.files.wordpress.com/2008/11/escalator-1.jpg?w=268&h=368                 https://f4iqun.files.wordpress.com/2008/11/escalator-lengkung.jpg?w=468
Eskalator lurus dan melengkung
Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di Osaka, Jepang pada tahun 1985.
CARA KERJA ESKALATOR
1.    Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
2.    Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
https://i0.wp.com/www.divshare.com/img/1424652-157.jpg
Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung
3.    Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
https://f4iqun.files.wordpress.com/2008/11/escalator-2.jpg?w=468         https://i0.wp.com/www.divshare.com/img/1424653-93c.jpg

Sistem pergerakan Eskalator
https://i0.wp.com/static.howstuffworks.com/gif/escalator-steps.jpg
Anak tangga (individual steps) dari Eskalator
Animasi gerak eskalator
Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.


Pemasangan Escalator :

1.    Transportasi ke void escalator.
Yaitu pengangkatan unit untuk di letakkan ditempat yang paling dekat dengan lobang dengan menggunakan Hand Pallet dan Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.

2.    Joint Frame dan Rail
Pekerjaan penyambungan potongan frame dan rail escalator menjadi satu sebelum diletakkan di pit escalator.peralatan yang harus disediakan yaitu joice, hand pallet, kunci – kunci, peralatan pengelasan
.
3.    Wiring dan Koneksi Kabel
Koneksi safety device dan panel escalator serta pemasangan kabel – kabel

4.    Erection Frame
Peletakkan Unit Escalator ke dalam void / pit escalator dengan menggunakan Chain block yang diletakkan di hook yang disediakan oleh gedung

5.    Plumb / Centering
Proses pengukuran level escalator terhadap finishing floor untuk dipakai sebagai ukuran pemasangan bracket.

6.    Pemasangan Bracket
Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca escalator serta outside deck

7.    Pemasangan Out Side
Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca escalator

8.    Pemasangan Kaca
Pemasangan Kaca escalator dengan posisi menumpang pada bracket.

9.    Pemasangan Handrail
Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di escalator.

10. Pemasangan Inside Deck dan Skirt Guard
Pemasangan Cover Frame yang dipasang pada sisi dalam kaca escalator dan pemasangan dinding pembatas step sisi kanan kiri bagian dalam escalator

11. Testing
Pelaksanaan pengetesan escalator dengan secara bertahap dengan langkah pertama escalator dijalankan manual, maintenant,baru sesudahnya dapat dijalankan secara normal.


12. Pemasangan Step
Adalah pemasangan seluruh step ( pijakan kaki penumpang escalator ) sebelum pelaksanaan running test.

13. Commissioning
Proses running test escalator.



LIFT/ ELEVATOR
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

Sejarah Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.
1.         23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
2.         1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
3.         2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei 101 di Taipei, Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau 60,6 km per jam.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867.
Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit.
Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat sukses.
Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung” industri elevator, yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator.
Cara Kerja Elevator/Lift
Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

1.    Mesin Lift “Gearless”
Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.


2.    Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya
Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

3.    Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless
Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

4.    Prototype of Double Front Side Elevator
Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double front side (lift/elevator dengan pintu di dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front side elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift/elevator dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini.
Besarnya penggunaan Lift/elevator jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan di mana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan eelevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan lift/elevator jenis ini di rumah sakit, yang semata demi kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya.Jenis lift.
Berdasarkan hoist mekanisme angkatnya lift dapat dibagi atas:
·         Traction Elevators
·         Hydraulic Elevator
·         Climbing Elevator
·         Paternoster
Lift dapat dibagi menurut fungsinya :
·         Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
·         Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
·         Lift uang/ makanan (dumb waiters)
·         Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sbg lift barang)

DESKRIPSI ALAT
Prototype of double front side Elevator merupakan simulasi salah satu jenis dari alat angkutan vertical (Elevator) yang sudah dimodifikasi. Alat angkutan yang diguan untuk mengangkut orang pada suatu gedung bertingkat. Alat ini memiliki 2 pintu pada sisi yang satu begitu juga pada sisi sebaliknya.









Gambar 1 Prototype of double front side Elevator

Sensor yang digunakan menggunakan limit switch pada tiap lantainya. Pada sensor pintu juga menggunakan limit switch pada posisi minimal (menutup) dan posisi maksimal (membuka). Untuk sensor beban juga menggunakan 2 buah sensor limit switch. Pada penggerak Lift menggunakan Motor DC 12-24V 5A dengan Roda gigi didalamnya sedangkan untuk penggerak pada pintu kami juga menggunakan 2 buah Motor DC 12V. Control utama Prototype ini menggunakan PLC CPM1A 30 I/O dengan 20 I/O tambahan.

Ø Sistematik Cara Kerja Rangkaian
Car-lift akan bergerak naik atau turun apabila tombol Car-Call yaitu tombol yang terdapat pada panel di dalam car ditekan, atau Hall-Call yaitu tombol panggil car-lift yang terdapat di setiap lantai ditekan. PLC akan mengeksekusi perintah pemanggilan car-lift setelah mendapatkan sinyal dari tombol tersebut. Eksekusi ini berupa pergerakan motor utama untuk menarik car-lift naik-atau turun (motor utama akan berputar dengan arah putar searah jarum jam atau sebaliknya) dengan memperhatikan prioritas penyelesaian sekuensialnya. Di mana contohnya ketika lift sedang bergerak naik ke lantai 3 setelah melewati lantai 2, car-lift tidak akan bergerak turun, namun akan menuju lantai 3 untuk menyelesaikan sekuensialnya dan kemudian baru akan kembali ke lantai 2. Dengan adanya dua sisi muka pintu, maka aktifnya pintu mana yang akan membuka ditentukan oleh di sisi mana tombol ditekan di tiap lantai. Adapun kekhususan dari program PLC untuk aplikasi elevator ini adalah:
1.    Adanya lampu indicator kondisi Car-Lift saat bergerak ada di posisi lantai berapa
2.    Adanya sensor Infra Red untuk mendeteksi adanya objek yang menghalangi untuk pintu menutup dengan menggunakan laser.
3.    Adanya sensor berat untuk mendeteksi kelebihan beban yang diangkut, sehingga jika sensor ini aktif, maka elevator tidak akan bisa beroperasi sebelum beban dikurangi, sensor berat menggunakan 2 buah limit switch.
4.    Adanya limit switch pintu membuka minimal dan maksimal pada berfungsi untuk mendeteksi pintu dalam keadaan tertutup atau terbuka.
5.    Adanya tombol Emergency Stop untuk kondisi bahaya dan mematikan system secara keseluruhan.
6.    Adanya Car Gong yang berfungsi sebagai indicator kepada penumpang bahwa lift sudah sampai di lantai yang dituju.
7.    Adanya Lampu Car yang berfungsi sebagi penerangan di dalam lift.

Bagian-bagian Elevator
Keterangan:
1.Rangka
2.Ruangpenumpang(Car-Llift)
3.BoxController
4.MotorUtama
5.CarCall
6.HallCall
7.Pulley
8.CounterWeight
9. Rail
10. Penggulung
11. Gear Penggulung Gambar 2. Bagian-        bagian elevator



Sistem Instalasi Elevator (Lift)
1.    Elevator Sistem Motor Traksi
Desain Elevator ini menggunakan motor listrik, tali, dan counterweight bukan peralatan hidrolik. Rel panduan utama sudah terpasang pada setiap sisi kotak penumpang (box)  dan sepasang tambahan rel penyeimbang terletak pada satu sisi atau di belakang. Mesin diarahkan, bersama dengan peralatan drive terkait, umumnya terletak di atas hoistway di ruang mesin penthouse. Dalam beberapa situasi terbatas, dapat terletak di sebelah hoistway pada pendaratan lebih rendah. Pengaturan yang terakhir ini disebut sebagai traksi basement.
Lift Mesin Traksi
Motor digerakan  oleh listrik AC atau DC.
Mesin roda gigi cacing untuk mengontrol gerakan mekanik kabin lift dengan “rolling” baja hoist tali melalui puli katrol penggerak yang melekat ke gearbox digerakkan oleh motor kecepatan tinggi. Mesin ini umumnya pilihan terbaik untuk bangunan tinggi yang menyediakan  ruang bawah tanah dan penggunaan traksi overhead untuk kecepatan hingga 500 ft / menit (2,5 m / s)memungkinkan kontrol kecepatan yang akurat dari motor, untuk kenyamanan penumpang, sebuah kerekan DC motor didukung oleh AC / DC motor-generator (MG) adalah seperangkat solusi yang diinginkan dalam lalu lintas tinggi instalasi lift selama beberapa dekade . MG set juga biasanya didukung pengontrol relay dari lift, yang memiliki keuntungan tambahan elektrik mengisolasi lift dari seluruh sistem listrik sebuah bangunan, sehingga menghilangkan lonjakan daya sementara dalam pasokan listrik bangunan yang disebabkan oleh motor start  dan stop (menyebabkan redup pencahayaan setiap kali lift digunakan misalnya), serta gangguan pada peralatan listrik lain yang disebabkan oleh lengkung dari kontaktor relay di sistem kontrol.
Mesin traksi gearless
Mesin traksi dengan roda non gigi, putaran  torsi motor listrik didukung baik oleh AC atau DC. Dalam hal ini, puli katrol penggerak langsung melekat ke ujung motor. Lift traksi gearless dapat mencapai kecepatan hingga 2.000 ft / menit (10 m / s), atau bahkan lebih tinggi. Rem listrik terpasang antara motor dan drive sheave (atau gearbox) untuk menahan lift diam di lantai. Rem ini biasanya tipe Drum eksternal dan digerakkan oleh gaya pegas dan ditahan terbuka elektrik, listrik mati akan menyebabkan rem untuk bekerja  dan mencegah lift jatuh (lihat keselamatan melekat dan teknik keamanan).
DC Motors yg digunakan pada Elevator
  • M-G Set (motor/generator)
Sebuah motor-generator (MG set atau dynamotor untuk dinamo-motor) adalah perangkat untuk mengkonversi daya listrik ke bentuk lain. Motor-generator set yang digunakan untuk mengkonversi frekuensi, tegangan, atau fase.
Satu set motor generator yang dapat terdiri dari 2 motor yang berbeda yg digabungkan bersama-sama, satu unit motor-generator memiliki dua kumparan rotor dari motor dan pembangkit sekitar rotor tunggal, dan kedua kumparan berbagi bidang yang sama atau magnet.
  • The Silicon-Controlled Rectifier (SCR) –DC
Kecepatan motor DC dapat dikendalikan dengan menggunakan SCR di AC sirkuit seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. A dan B SCR penyearah, tegangan o / p transformator T1 dan mengaplikasikan tegangan DC berdenyut ke gulungan dinamo dan penyearah “C” memasok tegangan mirip dengan motor berliku lapangan. O / p dari SCR penyearah dapat dikendalikan dengan mengendalikan arus  masuk ke gerbang SCR. Jadi, cara SCR ini dapat beroperasi pada berbagai tingkat konduksi dengan  menerapkan tegangan bervariasi ke dinamo motor, cara ini dapat megendalikan kecepatan motor DC. Jika perilaku SCR untuk jangka waktu yang lama tegangan lebih diterapkan ke gulungan dinamo dan kecepatan meningkat motor. Untuk kasus berikutnya tindakan, operasi akan menjadi sebaliknya dengan yg dpt tembus.
https://erdon.files.wordpress.com/2012/03/scr-dc.png?w=450&h=343
  • PWM-DC
Metode Pulse Width Modulation (PWM) adalah metode yang cukup efektif untuk mengendalikan kecepatan motor DC. PWM ini bekerja dengan cara membuat gelombang persegi yang memiliki perbandingan pulsa high terhadap pulsa low yang telah tertentu, biasanya diskalakan dari 0 hingga 100%. Gelombang persegi ini memiliki frekuensi tetap (biasanya max 10 KHz) namun lebar pulsa high dan low dalam 1 periode yang akan diatur. Perbandingan pulsa high terhadap low ini akan menentukan jumlah daya yang diberikan ke motor DC. Untuk menjalankan motor DC dengan PWN tidak dapat digunakan relay, melainkan harus digunakan rangkaian driver motor DC lainnya. Rangkaian ini yang paling sederhana berupa transistor yang disusun secara Darlington. Apabila diinginkan motor DC dapat bergerak 2 arah, maka diperlukan menyusun rangkaian H-Bridge. Selain transistor, dapat juga digunakan IC driver motor DC khusus. Anda dapat juga menggunakan modul driver motor DC yang siap pakai untuk mikrokontroler.
AC Motors
  • Variable Voltage
  • V V V F Inv. (V/Hz) Open/Closed Loop
  • Vector Control Inv.  Open/Closed Loop
  • Synchronous PM Inv. Closed Loop
  • Regen or Non-Regen
Kontrol Elevator
Lift pada awalnya tidak memiliki posisi pendaratan otomatis. Lift dioperasikan oleh operator lift menggunakan kontroler motor. Kontroler ini terkandung dalam wadah silinder tentang ukuran dan bentuk wadah kue dan ini dioperasikan melalui pegangan memproyeksikan. Hal ini memungkinkan kontrol atas energi yang dipasok ke motor (terletak di bagian atas poros lift atau di samping bagian bawah poros lift) dan sebagainya memungkinkan lift yang akan akurat diposisikan – jika operator itu cukup terampil. Lebih biasanya operator harus “jogging” kontrol untuk mendapatkan lift yang cukup dekat dengan titik pendaratan dan kemudian mengarahkan penumpang keluar dan masuk untuk “melihat langkah”. Beberapa lift barang tua dikendalikan oleh switch dioperasikan dengan menarik tali yang berdekatan. Keselamatan Interlocks memastikan bahwa pintu dalam dan luar ditutup sebelum lift diperbolehkan untuk bergerak. Sebagian besar lift yang dikendalikan secara manual yang lebih tua telah dipasang dengan kontrol otomatis atau semi-otomatis.
Lift otomatis mulai muncul pada awal 1930-an . Sistem elektromekanis ini menggunakan sirkuit logika relay  untuk mengontrol kecepatan, posisi dan operasi pintu elevator atau kabin dari lift. Sistem Otis Autotronik dari awal 1950-an membawa sistem prediksi awal yang dapat mengantisipasi pola lalu lintas dalam bangunan untuk menyebarkan gerakan lift dengan cara yang paling efisien. Relay yang dikendalikan sistem lift tetap umum sampai tahun 1980-an, dan penggantian bertahap sistem ini dengan solid-state kontrol berbasis  mikroprosesor  yang sekarang menjadi standar industri lift.
https://erdon.files.wordpress.com/2012/03/lift-type.png?w=450
HARDWIRED CIRCUITS
Pada perancangan perangkat keras lift terdapat banyak komponen elektronika untuk dapat membangun sebuah sistem lift. Komponen – komponen yang dibutuhkan dalam membangun sistem lift ini dibutuhkan beberapa jenis sensor dan komponen – komponen elektronika lainnya. Berikut komponen yang digunakan pada sistem lift serta rangkaian elektronika untuk mengkontrol perangkat keras antara lain :
  • Kontrol Tombol
  • Kontrol Driver Motor DC dan Motor DC Gear
  • Kontrol Penstabil Tegangan (Regulator)
  • Power On Reset
  • Kontrol Alarm
  • Sensor Limit Switch
BRAKE CONTROL
Lift menggabungkan beberapa fitur keamanan untuk mencegah kabin  menabrak bagian bawah shaft. Pengaman diinstal pada kabin bisa mencegah jenis kecelakaan yg terjadi ketika rem motor gagal atau tali kawat cangkang tiba2 putus Namun, desain yang melekat pada pengaman kabin dibuat untuk tidak berlaku ke arah atas.
Dalam arah ke atas, rem motor diperlukan untuk menghentikan kabin ketika kondisi darurat terjadi. Dalam operasi normal, rem motor hanya berfungsi sebagai rem parkir untuk menahan kabin saat berhenti. Namun, ketika kondisi darurat terdeteksi, desain kontrol lift sistem moderen hanya mengandalkan rem motor  untuk menghentikan kabin.
Electrical Braking (Rem pada Motor Electric)
  • DC injection braking.
  • Plugging.
  • Eddy current braking.
  • Dynamic resistor braking.
  • Regenerative braking.
https://erdon.files.wordpress.com/2012/03/brake-mesin.png?w=270&h=202
GOVERNOR ROPE MONITOR
Tali governor  pada lift disediakan dengan rem tambahan yang merupakan rem fail safe dan yang beroperasi untuk menghentikan gerakan tali governor ketika mobil lift bergerak dari pendaratan dengan pintu terbuka. Rem ini mencakup dua rahang gripper tali di ruang mesin di bawah sheave governor, yang rahang diadakan jauh dari tali governor oleh solenoid selama listrik tersedia untuk memberi energi solenoida. Bila catu daya ke solenoida terganggu, rahang yang dirilis jatuh oleh gravitasi terhadap satu sama lain untuk pegangan tali governor. Rem mobil darurat dengan demikian tersandung dan pergerakan mobil berhenti. Rem juga dapat diberikan untuk mengendalikan tali penyeimbang governor.
BACK OUT OF OVER TRAVEL SWITCH
Overtravel (posisi di luar jarak pengoperasian)  aktif aktuasi kadang-kadang terjadi pada lift tambang. Banyak faktor  dapat menyebabkan hal ini terjadi seperti perubahan suhu, overloading dari alat angkut, peregangan tali, atau berhenti darurat. Limit switches, peralatan ini dipasang pada lantai paling bawah dan paling atas. Peralatan ini untuk mencegah terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat lift turun.
CABIN AND COUNTERWEIGHT BUFFER SWITCHES (Penyanggah Ruang Kabin)
https://erdon.files.wordpress.com/2012/03/buffer-lift.gif?w=450
gbr.penyanggah ruang kabin
DOOR SAFETY SWITCH
Peralatan ini dipasang terintegrasi dengan door lock device, peralatan ini bekerja secara electrical, apabila pintu dibuka maka lift tidak akan dapat difungsikan untuk jalan.



Metode Penentuan Kebutuhan Lift

Penentuan jumlah car (lift) untuk memastikan bahwa kapasitas transportasi dan waktu tunggu terjaga masih dalam service level yang dipersyaratkan pada saat jam sibuk dimana terjadi konsentrasi penumpang pada jam-jam sibuk.

Berikut guide line untuk penentuan jumlah elevator :

http://q1en.files.wordpress.com/2008/10/lift-012.jpg?w=529

1. FAKTOR BEBAN PUNCAK LIFT (PEAK LOAD FACTOR)
Beban puncak lift tergantung :
- jenis gedung
- lokasi gedung
di Indonesia,
kantor : 4% dari jumlah penghuni gedung
flat : 3% dari jumlah penghuni gedung
hotelhttp://cdncache1-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png : 5% dari jumlah penghuni gedung
RS : 5% dari jumlah penghuni gedung
Taksiran kepadatan pengguna gedung per m2
perkantoran : 4 m2/orang
flat : 3 m2 /orang
hotelhttp://cdncache1-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png : 5 m2/orang


2. WAKTU PERJALANAN BOLAK-BALIK LIFT (ROUND TRIP TIME)
Waktu yang diperlukan lift berjalan bolak-balik dari lantai terbawah hingga teratas (dalam zone), termasuk waktu berhenti, pemumpang keluar masuk lift dan pintu membuka dan menutup di setiap lantai tingkat, dengan kapasitas “m“ orang, dirinci sebagai berikut :
1. Penumpang masuk lift di lt dasar = 1.5*m detik/orang
2. Pintu lift menutup di lantai dasar = 2 detik
3. Pintu lift membuka dan menutup di setiap lantai = (n-1)*2 detik
4. Penumpang keluar per lantai = {(n-1)*m}/{(n-1)*1.5} detik
= 1.5*m detik
5. Perjalanan bolak balik lift (dasar ke atas) = (2(n-1)*h)/s detik
6. Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
dengan,
h = tinggi lantai ke lantai (m)
m = kapasitas lift (orang)
n = jumlah lantai/zone (buah)
s = kecepatan lift (m/s)
Jumlah = T = ((2h+4s)(n-1)+s(3m+4))/s detik

3. KAPASITAS ELEVATOR (LIFT)
·         Daya muat atau kapasitas , tergantung pabrikan.
·         Lazimnya : 5 s.d 20 orang
·         Untuk kebutuhan khusus : 50 orang (double deck)

Penentuan kapasitas Lift harus direncanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu puncak dimana terjadi konsentrasi penumpang tertinggi.
Disarankan,
a.    Untuk gedung kecil ~ menengah, kapasitas passanger ≥ 15 penumpang load kapacity of 1000 kg)
b.    Untuk gedung tinggi/hotel, kapasitas passanger passanger ≥ 24 penumpang (load kapacity of 1600 kg)
c.    Pintu lift sebaiknya didesain terbuka dari tengah dan ukuran lebar ruang masuk disarankan selebar mungkin dengan tetap mempertimbangkan ukuran dimensi kedalaman ruang elevator.

4. KECEPATAN ELEVATOR (LIFT)
Waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari lantai paling atas ke lantai paling bawah tidak lebih dari 30 detik.
·         kecepatan dipilih tergantung tinggi gedung
·         makin tinggi gedung, makin cepat lift
·         kecepatan mempengaruhi :
o   waktu bolak-balik lift
o   waktu menunggu lift
·         sebagai batas kecepatan diambil gerak jatuh bebas oleh gaya tarik bumi ( 10 mtr/dt)
·         kecepatan rendah lift = 1 mt /detik
·         kecepatan tinggi lift = mendekati 10 mtr/detik

Hubungan antara kecepatan elevator dan jumlah lantai adalah sebagai berikut :



http://q1en.files.wordpress.com/2008/10/lift-021.jpg?w=529
5. JUMLAH ELEVATOR (LIFT)
Pada gedung tinggi, dibagi perzona vertikal
§  Pembagian dalam zona untuk menghemat lift
§  tinggi 1 zona = +/- 20 lantai

N = (2*n*T(A2-M3))/(3*m*(n*T+40000)) buah lift

§  dihitung seteliti mungkin,
Untuk Zone lebih dari 1, dapat dihitung dengan persaman sebagai berikut :
N = (2*n*T(A2-M3))/(3*m*(n*T+40000)) buah lift
Zone 2 (Lt dasar s.d Lantai “x”) :
N2 = (2*a*n2*T2*P)/(600*a”*m+3*m*n2*T2*P)
N1 = (2*n1*T1*P(a-6*m))/(3*m(200*a”+ n1*T1*P)

6. WAKTU MENUNGGU LIFT
Kesabaran orang menunggu tergantung kota, negara (kota besar kurang sabar)
§  waktu tunggu, – 30 detik (perkantoran)
- 60 detik ()
§  waktu menunggu = (waktu bolak-balik/jumlah lift)
W = T/N detik
7. TENAGA/ENERGI LISTRIK (UNTUK LIFT)
Energi yang dibutuhkan lift dengan,
§  kapasitas = m orang
§  kecepatan = s mtr/detik
adalah sama dengan energi potensial lfit berikut muatannya.
·         untuk menghemat listrik, tinggi gedung dibatasi
·         tenaga listrik yang dibutuhkan hanya untuk mengerek muatan lift saja
·         lift dalam keadaan kosong dapat dibuat seimbang oleh bandul (counterweight) lift
·          jika 1 orang = 75 kg, dengan kapasitas (m) orang, maka energi potensial setinggi “h” meter
(tinggi lantai ke lantai) = 75*m*h kgm
Ini ditempuh dalam h/s detik.
Daya = (kerja/waktu)                       = (75*m*h)/(h/s)
= 75*m*s kgm/det
= m*s HP
1 HP   = 0.746 kWatt
Daya (E)        = (0.746)*m*s kWatt
8. PENENTUAN SERVICE FLOOR
Tujuan dilakukan pembagian zone untuk masing-masing lift/group lift ditujukan untuk menurunkan waktu transportasi, meningkatkan rental rates dsb.
Pembagian zone mengacu pada pembaain elevator service terhadap jumlah zone, dan instalasi elevator group ditujukan untuk masing-masing zone.
Disarankan, sebaiknya ditentukan area service 10 ~ 15 lantai untuk masing-masing zone.

Rules of Tumb
1.    Untuk bangunan tinggi, 1 orang = 11,65 m2 Lantai
2.    Jumlah penghuni/pemakai gedung :
a.    225 s.d 250 orang = 1 elevator
b.    tinggi bangunan kurang dari 20 lantai
3.    typical floor lebih dari 930 m2
4.    1 (satu) elevator service untuk +/- 27800 m2 Lantai
5.     Ratio elevator service dengan elevator penumpang pada Hotel
0.5 : 1 atau 0.6 : 1




TAHAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT
1.    Pemasangan Steger Bambu.
Adalah pemasangan perancang bambu guna pemasangan komponen lift yang akan dipasang di area hoistway lift dan dapat dilaksanakan setelah seluruh hoistway lift selesai dikerjakan.

2.    Plumb / Centering
Adalah pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu seluruh lantai dan maju mundurnya posisi lift serta titik as seluruh pemasangan komponen lift yang akan dipasang didalam hoistway lift.

3.    Pemasangan Bracket Main dan CWT rail.
Adalah pemasangan bracket pengikat / kedudukan rel yang terdiri dari dua bagian pekerjaan :
·         Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring balok dibuat dari bahan beton).
·         Pengelasan bracket dudukan rel terhadap bracket yang telah dipasang pada ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila ring balok terbuat dari baja maka langsung dilas ke ring balok baja tersebut.

4.    Pemasangan Main dan CW rail.
Adalah Penyusunan rel peluncur car lift dan beban (CounterWeight) mulai dari bawah yang kemudian dilakukan pengecekan untuk mencari ketegakan rel tersebut satu persatu dengan acuan kawat plumb yang telah disiapkan.

5.    Periksa QC
Pengechekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan Rail dengan menggunakan form - form dari kantor pusat.

6.    Pengangkatan Mesin, Panel Kontrol Lift
Adalah Pemindahan mesin lift dari lantai penempatan sementara ke ruang mesin lift dengan menggunakan alat pengangkat chain block melalui lubang hoistway lift. Bisa juga diangkat dengan menggunakan bantuan alat Tower Crane.

7.    Pemasangan Sill, Jamb dan Header.
Adalah pemasangan komponen lift didaerah pintu lift. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah as pintu lift ditentukan dan garis pinjam finishing lantai (elevasi) tersedia didaerah sekitar pintu lift.

8.    Setting Mesin
Adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang mesin dengan melakukan pengelotan as pulley mesin terhadap as car lift dan as counter weight.

9.    Assembling Sangkar.
Adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan dilantai dasar.

10. Roping
Adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang menghubungkan antara car dan couhter weight.

11. Pemasangan Door dan Setting
Adalah Pemasangan pintu (Hall Door) pada setiap lantai dan dilaksanakan mulai dari lantai atas. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah penutupan celah didaerah sekitar pintu (sill, jamb & pocket) lift selesai dikerjakan.

12. Wirring dan Koneksi Kabel
Adalah Pelaksanaan penyambungan kabel-kabel lift yang akan dipasang didaerah hoistway lift, car lift dan ruang mesin dan penurunan kabel kabel tail core serta pembuatan jalur kabel / tray diruang mesin untuk koneksi dari panel ke mesin.

13. Slow Speed Test
`Adalah Pelaksanaan Pengetesan untuk menjalankan lift secara manual dan diteruskan dengan setting mekanik yang diperlukan (terutama daerah pintu) dengan melakukan terlebih dahulu pembongkaran steger bambu.

14. High Speed Test
Adalah Pelaksanaan Pengetesan fungsi seluruh sistem operasional lift secara otomatis.

15. Reksa Uji
Proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh pihak depnaker sebelum lift dioperasikan.

16. ST 1
Proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat bahwa unit telah terpasang dengan baik

17. Free Maintenance
Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam kontrak yang telah disepakati bersama.




DAFTAR PUSTAKA
https://erdon.wordpress.com/2012/03/30/pengenalan-sistem-instalasi-elevator-lift/
https://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-bertingkat/
http://arsitek00.blogspot.com/2012/01/metode-pemasangan-lift-escalator.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar