IDEALISME
ARSITEK
Dalam
konteks kerja kreatif arsitek, secara umum idealisme adalah sebuah tindakan
yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang benar. Namun kebenaran disini
mencakup berbagai pihak yang terkait dalam proses kerja kreatif arsitek.
Seyogyanya
idealisme dilihat melalui sudut pandang yang lebih luas mengingat dalam
kebanyakan kasus, arsitek tidak harus bekerja sendirian untuk mengerjakan suatu
proyek. Dalam kenyataannya arsitek membutuhkan banyak pihak yang dapat
dilibatkan dan dapat bekerja dalam satu tim (teamwork) sehingga arsitek
tersebut harus bisa mempresentasikan sebuah hasil kerja kreatif yang baik tanpa
harus menjelekkan pihak lain yang nantinya akan menghalangi proses kreatif
arsitek dalam berkarya.
Setiap
proyek memerlukan kerjasama untuk bekerja dalam satu tim yang dimulai dari tim
yang paling kecil yaitu antara arsitek dan klien. Memang, gaya serta
kreativitas desain bisa sangat bervariasi, begitu juga mereka yang disebut
sebagai klien memiliki selera yang sangat beragam. Suatu karya akan
memancarkan pesonanya kalau arsitek dan klien merupakan paduan yang saling
mengisi karena tidak setiap arsitek yang baik, bisa sesuai dengan setiap jenis
para klien. Untuk itulah arsitek harus mengetahui apakah proyek tersebut
membutuhkan kreasinya atau tidak ?
Pada
kondisi proyek yang kompleks, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak
terkait, seperti bergabungnya arsitek lansekap, ahli mekanikal dan elektrikal,
desainer interior dan desainer struktur dalam proyek tersebut. Untuk tim yang
lebih besar, sangat dibutuhkan pengertian dan disiplin yang tinggi karena
masing-masing pihak tidak hanya bertanggung jawab pada scope pekerjaan
masing-masing namun tetap harus meng-sinkronkan dengan pekerjaan yang lain dan
tidak berjalan sendiri-sendiri. Dapat dibayangkan jika proyek yang ditangani
sudah berjalan selama berbulan-bulan namun sampai saat ini masih banyak yang
perlu direvisi dalam arti mengkaitkan antara desain dan pemikiran anggota tim
yang satu dengan yang lain, karena memerlukan waktu dan kesabaran. Belum lagi
dalam satu proyek yang didalamnya banyak kepentingan terlibat, seperti
keinginan klien, keterbatasan budget, arsitek yang ingin berkreasi dalam
karyanya dan respek pada peraturan-peraturan yang berlaku. Bertambah lagi
kepentingannya jika proyek tersebut adalah bangunan komersial berikut
pengelolaan manajemen dari bisnis operator dengan orientasi bisnis dan profit
semata. Dengan banyaknya kepentingan, maka akan timbul masalah-masalah yang
variatif dan tiak pelak lagi menjadi konflik. Di sinilah dituntut
profesionalisme dari idealisme seorang arsitek, seberapa bijak arsitek itu
mampu mengelola masalah-masalah yang muncul tanpa harus merugikan pihak satu
dengan yang lainnya dalam proyek tersebut.
Mengingat
posisi dan scope pekerjaan arsitek yang sangat dominan seringkali arsitek
sebagai leader dalam tim desain yang harus meng-cover aspek-aspek yang terkait.
Karena semua arsitek yang terlibat dalam satu proyek harus senantiasa berfikir
positif terhadap setiap orang yang terlibat. Ini adalah langkah-langkah yang
harus ditempuh untuk membangun sebuah portofolio yang baik dan positif. Arsitek
yang selalu berfikir dan bertindak positif diyakini akan menumbuhkan percaya
diri dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan profesionalisme kerjanya
dan menganggap idealisme arsitek adalah bagaimana menciptakan dan
merealisasikan suatu karya serta merupakan kesuksesan dari satu proyek, yaitu
menyangkut sukses dari berbagai sudut pandang pihak yang terkait.
Konsep
Dalam Arsitektur
Konsep
adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. Dalam
arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat
suatu rencana, konteks, dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Suatu konsep
harus mengandung kelayakan, ia menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok
suatu proyek dan memperhatikan karakteristik-karakteristik dan
keterbatasan-keterbatasan yang khas dari setiap proyek.
Desain
Interior
Desain
interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam
di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan
naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi
aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan
kita,disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana
hati dan kepribadian kita.Olehkarena itu tujuan dari perancangan
interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan
psikologi ruang interior.Dari definisi tersebut didapat pengertian bahwa
desain interior adalah suatu proses pembentukan ruang dalam, dengan cara
memanipulasi volume ruang serta pengolahan permukaaan ruang. Desain interior bekerja dengan pertimbangan psikologi
lingkungan,arsitektur dan desain produk. Pembentukan dari desain interior itu
tersebut tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor sebelum mencapai bentuk
akhirnya.
Dalam
penataan ruang interior hal-hal yang terkait seperti :
1.
Furniture
2.
Cermin
3.
Lukisan
4.
Armatur Lampu
5.
Tanaman Indoor
6.
Partisi
7.
Cat Dekoratif
8.
Wallpaper, dll
Konsep
Idealis Dalam Desain Interior
Idealisme memiliki kata
dasar ideal. Ideal = a person or thing conceived as
embodying such a conception or conforming to such a standard, and taken as a
model for imitation (dictionary.com). Ideal adalah suatu konsepsi akan sebuah kesempurnaan
dengan standar tersendiri yang menjadi model.
Idealis dalam arsitektur
mengandung sebuah wawasan, gagasan, konsep dan skenario yang merupakan
suatu rangkaian kesatuan yang berlanjut yang dapat menjadi dasar penting
bagi arsitektur. Konsep ini memadukan berbagai unsur menjadi satu keseluruhan
yang berkaitan dan memungkinkan arsitek mengerahkan sumber dayanya kepada
aspek-aspek perancangan yang terpenting.
Konsep-konsep
yang berhubungan dengan standar kesempurnaan adalah konsep-konsep yang oleh
arsitek dibawa kepermasalahannya. Jika arsitek membawa konsep yang tepat kepada
proyeknya, ia dipuji untuk kecerdasannya. Jika pilhannya tidak sesuai, konsep
tersebut menjadi suatu prasangka dan kemampuan dasar arsitek dipertanyakan.
Konsep ideal melambangkan aspirasi yang tertinggi dan sasaran yang dimiliki
arsitek.
Sebagai
contohnya, seorang arsitek dapat membawa kedalam tiap proyek, serangkain konsep
ideal mengenakan bagaimana menghemat energy dalam bangunan. Konsep ini mungkin
meliputi pembagian ruangan-ruangan tata wilayah menurut kebutuhan akan sinar
matahari, membuat bagian bangunan yang tidak terjendela yang dapat diputar
terhadap arah angin dingin, mengatur sudut permukaan untuk alat-alat pengumpul
panas, dan merancang untuk mampu mencukupi sendiri pada keseluruhan system.
Standar-standar
kesempurnaan (ideal) dapat mempunyai efek positif dan jika arsitek tidak
memiliki guna mengacu dan menggunakannya dalam perumusan konsep dan
pengembangan rancangan-rancangannya, tugas arsitek akan menjadi lebih sulit.
Pengalaman-pengalaman mereka yang terdahulu serta wawasan-wawasan yang
memilikinya akan menjadi tidak berguna, dan tiap proyek akan harus dimulai dari
coretan-coretan. Ini tidak akan membantu baik arsitek maupun klien. Para
arsitek yang fleksibel dan leluasa di dalam menekan standar-standar
kesempurnaan yang berbeda untuk proyek-proyek yang berbeda pula memiliki suatu
keuntungan dalam memberikan jasa kepada klien mereka.
Aliran
Idealisme sangat mementingkan eksistensi akal pikiran manusia sebab pikiran
manusialah yang menjadi sumber ide. Ungkapan terkenal dari aliran ini adalah
“segala yang ada hanyalah yang tiada” sebab yang ada itu hanyalah
gambaran/perwujudan dari alam pikiran (bersifat tiruan). Sebaik apapun tiruan
tidak akan seindah aslinya (yaitu ide). Jadi yang baik itu hanya apa yang ada
di dalam ide itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar