Selasa, 04 Juli 2017

KOSERVASI ARSITEKTUR (STUDI KASUS)

  • KONSERVASI SANTA CROCE DI FLORENCE, ITALIA

Gerakan revolusi menyebabkan reaksi yang kuat juga di Italia dalam bentuk Counter Reformasi, yang dimulai pada 1530-an dan secara bertahap datang untuk mempengaruhi perubahan gereja yang ada bangunan mengikuti ‘Pedoman’ dari Dewan Trent setelah tahun 1563.
FASAD LAMA SANTA CROCE
Kebutuhan untuk mereformasi rencana gereja telah ada sebelumnya, tapi sekarang tindakan itu diambil lebih tegas, dan dampaknya dalam renovasi gereja abad pertengahan sebenarnya dapat dilihat sebanding dengan apa yang terjadi kemudian di negara-negara utara, terutama di Inggris selama abad kedelapan belas.
Interior yang membuka, rood screen (dinding pemisah antara tempat duduk jemaat dengan kapel) dan hambatan lainnya telah dihapus dan kapel diletakkan ulang menjadi salah satu perubahan terbesar dalam renovasi gereja di negara – negara Eropa, contohnya Gereja Santa Croce yang direnovasi oleh Giorgio Vasari pada saat itu
Denah Before

Perawatan dan pemulihan Santa Croce tetap berlangsung hingga abad ke – 20. Pada tahun 2005, perawatan pada fasad gereja tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian fasad pada bangunan.
Kemudian pada tahun 2008, pembersihan dan perawatan jendela kaca patri di kapel utama yaitu dengan membersihkan dan menghilangkan semua noda yang ada pada jendela dan mengembalikan warna pada jendela kaca patri tersebut sehingga terlihat seperti baru.
Denah After



Pada 2011, peremajaan pada bagian kapel yaitu lukisan dinding / mural “Stories of The True Cross” karya Agnolo Gaddi.


  • Kawasan Petak Sembilan, Glodok – Jakarta

Petak sembilan, sebuah kawasan pecinan tua yang mempunyai nilai sejarah yang sampai saat ini masih tetap bertahan. Dulu, kawasan ini merupakan salah satu pusat perdagangan yang paling ramai dikunjungi masyarakat. Namun kini sisa-sisa kejayaan dari kawasan Petak Sembilan masih dapat kita lihat dari bangunan-bangunan bekas rumah toko yang sepi dan tidak terawat. Sebagian kecil dari bangunan-bangunan ini masih beroperasi.
Situasi Kawasan Petak Sembilan
Kebudayaan Tionghoa begitu melekat pada kawasan ini. Bentuk-bentuk bangunan dan tradisi-tradisi dari etnis ini sangat unik untuk dieksplorasi lebih lanjut. Pada hari-hari perayaan etnis Tionghoa seperti Imlek dan Cap Go Meh, kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Dari data-data yang ada ini, menurut saya kawasan Petak Sembilan perlu mendapatkan perhatian khusus. Kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar baik sebagai kawasan perdagangan, komersial dan cagar budaya.
Dengan melakukan konservasi terhadap kawasan ini dapat mengembalikan masa-masa kejayaan yang pernah diraih. Kawasan ini akan ramai setiap saat, bukan hanya pada hari-hari tertentu (hari-hari perayaan etnis Tionghoa).

Suasana Kawasan Petak Sembilan Saat Perayaan Etnis Tionghoa
Sasaran dalam konservasi yang harus diraih antara lain:

  • mengembalikan wajah dari obyek pelestarian

Menurut saya cara yang paling tepat untuk mengembalikan wajah dari kawasan Petak Sembilan adalah dengan cara:

  1. penataan kembali kawasan Petak Sembilan.
  2. Perbaikan bangunan-bangunan kuno yang ada tanpa merusak keaslian bangunan.
  3. Menghidupkan kembali kegiatan di kawasan Petak Sembilan.
  4. Pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran.
  5. Perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.


  • memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini

Kawasan Petak Sembilan merupakan kawasan yang sangat potensial sebagai kawasan komersial. Dengan menghidupkan kembali suasana dari Petak Sembilan yang saat ini seperti ‘tertidur’ diharapkan dapat menjalankan kembali roda perekonomian dari kawasan ini.
Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
Membuat event-event di kawasan Petak Sembilan. Event-event yang dibuat tidak harus bertepatan pada hari raya etnis Tionghoa. Contoh event-event yang dapat dilakukan seperti mengadakan pertunjukan sejarah etnis Tionghoa, pagelaran budaya etnis Tionghoa, fashion-show busana etnis Tionghoa dan sebagainya.

  • mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.

Dapat dibangun bangunan-bangunan baru di kawasan Petak Sembilan tanpa menggusur bangunan-bangunan yang lama. Sebagai referensi dapat kita lihat Heritage Factory Outlet di Bandung merupakan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga keasliannya terkoneksi dengan bangunan di sebelahnya yang sangat modern yaitu Cascade Fatory Outlet. Walau pun di sebelah bangunan kuno tersebut sudah berdiri bangunan modern yang memiliki tinggi lebih tinggi darinya namun tidak menghilangkan pandangan kita dari keunikan bangunan Belanda ini. Bangunan kuno selalu memiliki daya tarik sendiri.
Contoh:
Kawasan pertokoan yang kuno di kawasan Petak Sembilan dapat dikoneksikan dengan bangunan komersial yang lebih modern. Selain akan menarik minat pengunjung, tentunya akan membangkitkan aktivitas bangunan-bangunan kuno di sekitarnya.

  • menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi.

Kawasan Petak Sembilan harus tetap dijaga keasliannya. Kawasan ini menyimpan banyak sejarah dan budaya yang dapat dinikmati keindahannya secara fisik dengan melihat konsep-konsep bangunan yang ada, penataan lingkungan dan sebagainya.
Di kawasan Petak Sembilan terrdapat sebuah Klenteng Dharma Bhakti. Klenteng ini sebelumnya bernama Klenteng Jin De Yuan(Kim Tek Le) dan dikelola oleh dewan opsir Tionghoa pada masa penjajahan. Berdasarkan fakta yang diketemukan, Klenteng ini sudah ada sejak tahun 1650. Kawasan klenteng ini seluas 3000 m² dan menghadap ke arah selatan yang secara ilmu fengshui sangat baik.
Klenteng ini dapat dijadikan sebagai obyek pariwisata utama dari kawasan Petak Sembilan. Keaslian bangunan dan budaya etnis Tionghoa dapat terlihat jelas pada bangunan ini.
Klenteng Dharma Bhakti di Kawasan Petak Sembilan

Kesimpulan
Jadi menurut saya, kawasan Petak Sembilan memiliki potensi yang sangat besar sehingga perlu dikonservasi dan ditata kembali untuk menghidupkan kegiatan di dalamnya. Ada pun beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • pemugaran bangunan-bangunan lama
  • pembuatan bangunan modern diantara bangunan-bangunan kuno
  • pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran
  • perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.

 sumber :
https://winnerfirmansyah.wordpress.com/category/konservasi-arsitektur/
https://finifio.wordpress.com/2016/06/04/apa-itu-konservasi-arsitektur/

KONSERVASI ARSITEKTUR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqOeQ7Vbds8Y08lLZYz6n7Z-iPIFUtO2TiB0E4MmLnUCVrHyDxapn2dsfmTImzVbE4MOmPwdDqEGcidCTdBVjP5otl_9aczfpu1ZAJKpQKEwfyILl3A2XR_qLEp23SwBZCAiIZ0Pv0m_ht/s1600/DSC_0914.jpg

PENGERTIAN KONSERVASI

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah

  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

Konservasi adalah proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang terkandung dapat terjaga dengan baik meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai kondisi lokal. konservasi kawasan atau sub bagian kota , mencakup suatu upaya pencegahan perubahan sosial, bukan secara fisik saja. 
  1. Preservasi adalah  Pemeliharaan suatu tempat persis menjadi seperti aslinya dan mencegah proseskerusakannya. (Burra Charter, article 1.6)
  2. Restorasi / rehabilitasi kondisi fisik bangunan seperti sediakala dengan membuang elemen-elemen tambahanserta memasang kembali elemen-elemen orisinil yang telah hilang tanpa menambah bagian baru (Burra Charter article 1.7)
  3. Renovasi Upaya / suatu tindakan mengubah interior bangunan baik itu sebagian maupun keseluruhansehubungan dengan adaptasi bangunan tersebut terhadap penggunaan baru atau konsep modern 
  4. Rekonstruksi upaya  membangun kembali semirip mungkin dengan penampilan orisinil yang diketahui (BurraCharter, article 1.8)
  5. adaptasi / revitalisasi adalah Segala upaya untuk mengubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yangsesuai.(Burra Charter, article 1..9)
  6. demolisi penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan

          Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

          Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.

          Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Konservasi Arsitektur

Konservasi arsitektur adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi.

          Dalam Burra Charter konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.


Sasaran Konservasi

  • Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.
  • Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini.
  • Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
  • Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi Lingkup Kegiatan.
  • Ruang Lingkup Konservasi :


Kategori obyek konservasi :

  • Lingkungan Alami (Natural Area)
  • Kota dan Desa (Town and Village)
  • Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
  •  Kawasan (Districts)
  •  Wajah Jalan (Street-scapes)
  • Bangunan (Buildings)
  • Benda dan Penggalan (Object and Fragments)


Manfaat Konservasi :

  • Memperkaya pengalaman visual
  • Memberi suasana permanen yang menyegarkan
  • Memberi kemanan psikologis
  •  Mewariskan arsitektur
  • Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional


Peran Arsitek Dalam Konservasi :

Internal :

  • Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
  • Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive reuse
  • Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan.


Eksternal :

  • Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
  • Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
  • Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
  • Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.

sumber :
https://wikimelo.wordpress.com/2016/08/04/pengertian-konservasi-arsitektur/
http://okavanis.blogspot.co.id/p/arsitektur.html
http://scarheals.blogspot.co.id/2016/03/konservasi-arsitektur-tugas-2-jawa.html